Berhubung karena ada tugas dari sekolah, jadi sekalian post di sini aja kali ya :D
and,..ini lah dia :D
and,..ini lah dia :D
A. LATAR BELAKANG
Budaya
adalah sesuatu yang sangat menarik jika dicermati lebih dekat yang setiap
belahan dunia memiliki ragam budaya yang menarik dan bernilai tinggi. Budaya
juga merupakan slahsatu hal yang dapat dipelajari dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Jepang
(bahasa Jepang : Nippon/Nihon , nama resmi : Nipponkoku/Nihonkoku adalah sebuah
negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di
sebelah timur laut Jepang,dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea
dan Rusia. . Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah
paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya
di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Jepang
merupakan Negara yang di juluki Negara matahari dan Negara bunga sakura,
mengapa demikian? Karena di Negara jepang mayoritas beragama Shinto yang
menyembah matahari sehingga disebut Negara matahari, sedangkan julukan Negara
bunga sakura di berikan karena banyak bunga sakura yang tumbuh si tanah jepang,
bahkan untuk menyambut musim semi sakura orang jepang mempunyai suatu tradisi,
yaitu biasa disebut perayaan hanami (perayaan melihat mekarnya bunga) sebagai
symbol kebahagiaan karena datangnya musim semi, di mana di saat itu bunga
sakura mekar dengan cantiknya. Di setiap budayanya mempunyai arti tersendiri.
Dari zaman jomon sampai zaman hesei sekarang, orang jepan mampu melestarikan
kebudayaannya sendiri.
PEMBAHASAN
1.
IKEBANA
Ikébana
adalah seni merangkai bunga yang
memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan
untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tapi telah meluas ke
seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (ka,
bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk
mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.
Di
dalam Ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing mempunyai cara
tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran tertentu mengharuskan
orang melihat rangkaian bunga tepat dari bagian depan, sedangkan aliran lain
mengharuskan orang melihat rangkaian bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai
benda dua dimensi saja.
Pada
umumnya, bunga yang dirangkai dengan teknik merangkai dari Barat (flower
arrangement) terlihat sama indahnya dari berbagai sudut pandang secara tiga
dimensi dan tidak perlu harus dilihat dari bagian depan.
Berbeda
dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, Ikebana
berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana
tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis
linier. Bentuk-bentuk dalam Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit,
bumi, dan manusia.
2.
SHOGUN
Shōgun
adalah istilah bahasa Jepang yang
berarti jenderal. Dalam konteks sejarah Jepang, bila disebut pejabat shogun
maka yang dimaksudkan adalah Sei-i Taishōgu yang berarti Panglima Tertinggi
Pasukan Ekspedisi melawan Orang Biadab (istilah "Taishōgun" berarti
panglima angkatan bersenjata). Sei-i Taishōgun merupakan salah satu jabatan
jenderal yang dibuat di luar sistem Taihō Ritsuryō. Jabatan Sei-i Taishōgun
dihapus sejak Restorasi Meiji. Walaupun demikian, dalam bahasa Jepang, istilah
shōgun yang berarti jenderal dalam kemiliteran tetap digunakan hingga
sekarang.Sejak zaman Nara hingga zaman Heian, jenderal yang dikirim untuk
menaklukkan wilayah bagian timur Jepang disebut Sei-i Taishōgun, disingkat
shogun. Jabatan yang lebih rendah dari Sei-i Taishōgun disebut Seiteki
Taishōgun (panglima penaklukan orang barbar) dan Seisei Taishōgun (panglima
penaklukan wilayah barat). Gelar Sei-i Taishōgun diberikan kepada panglima
keshogunan (bakufu) sejak zamanKamakura hingga zaman Edo. Shogun adalah juga
pejabat Tōryō(kepala klan samurai) yang didapatkannya berdasarkan garis
keturunan.Pejabat shogun diangkat dengan perintah kaisar, dan dalam praktiknya
berperan sebagai kepala pemerintahan/penguasa Jepang. Negara asing mengganggap
shogun sebagai "raja Jepang", namun secara resmi shogun diperintah
dari istana kaisar, dan bukan penguasa yang sesungguhnya. Kekuasaan tertinggi
tetap berada di tangan Kaisar Jepang.
a) Sejarah
Zaman Nara dan
zaman Heian
Kata
"Sei-i" dalam Sei-i Taishōgun berarti penaklukan suku Emishi yang
tinggal di wilayah timur Jepang. Suku Emishi dinyatakan sebagai orang barbar
oleh orang Jepang zaman dulu. Sei-i Taishōgun memimpin pasukan penyerang dari
arah pesisir Samudra Pasifik, dan di bawah komandonya terdapat Seiteki
Taishōgun yang memimpin pasukan penyerang dari arah pesisir Laut Jepang. Selain
itu dikenal Seisei Taishōgun yang memimpin pasukan penakluk wilayah Kyushu di
bagian barat Jepang.Dalam perkembangannya, istilah "Sei-i"
(penaklukan suku Emishi) diganti pada zaman Hōki menjadi "Sei-tō"
(penaklukan wilayah Timur). Namun istilah "penaklukan suku Emishi"
(Sei-i) kembali digunakan sejak tahun 793. Istilah "Sei-i Shōgun"
(jenderal penaklukan suku Emishi) mulai dipakai dalam dokumen resmi sejak tahun
720 (Yōrō tahun 4 bulan 9 hari 29) ketika Tajihi Agatamori diangkat sebagai
Sei-i Shōgun.Istilah "Sei-tō Shōgun" (jenderal penaklukan wilayah
timur) mulai dipakai sejak tahun 788 seperti catatan sejarah yang ditulis Ki no
Kosami (730-797) yang ikut serta dalam ekspedisi ke wilayah timur.Pada tahun
790, Ōtomo no Otomaro ditugaskan sebagai Sei-tō Taishi (Duta Besar Penaklukan
Wilayah Timur). Dua tahun kemudian, nama jabatan tersebut diganti menjadi Sei-i
Shi (Duta Penaklukan Wilayah Timur), atau bisa juga disebut Sei-i Shōgun
(Jenderal Penaklukan Wilayah Timur).Sakanoue no Tamuramaro diangkat sebagai
Sei-i Taishōgun pada tahun 797 setelah sebelumnya menjabat Wakil Duta
Penaklukan Wilayah Timur sekaligus Wakil Duta Penaklukan Suku Emishi di bawah
komando Ōtomo no Otomaro. Pemimpin Emishi bernama Aterei yang bertempur pantang
menyerah akhirnya berhasil ditangkap oleh Tamuramaro dan dibawa ke ibu kota,
sedangkan selebihnya berhasil ditaklukkan.
Pada
praktiknya, Sakanoue no Tamuramaro adalah Sei-i Taishōgun yang pertama atas
jasanya menaklukkan suku Emishi.Selanjutnya dalam rangka peperangan melawan
Emishi, Funya no Watamarodiangkat sebagai Sei-i Shogun (Jenderal Penaklukan
Suku Emishi) pada tahun 811. Perang dinyatakan berakhir pada tahun yang sama,
dan wakil shogun bernama Mononobe no Taritsugu naik pangkat sebagai Chinju
Shōgun. Istilah "chinjufu" berarti pangkalan militer yang terletak di
Provinsi Mutsu. Setelah itu, jabatan Sei-i Shōgun kembali dipulihkan sejak
tahun 814.Zaman KamakuraMinamoto no Yoritomomemulai karier militer sebagai
Tōryō (kepala klan Minamoto) di wilayah Kanto. Jabatan kepala klan bukan
merupakan jabatan resmi di bawah sistem hukum Ritsuryō, dan kedudukan Yoritomo
tidak jauh berbeda dengan Taira no Masakadoatau pemimpin pemberontak lain di
daerah.Pada tahun 1190, Yoritomo diangkat sebagai jenderal pengawal kaisar
(Ukone no Taishō) yang merupakan posisi resmi dalam pemerintahan. Jabatan
sebagai jenderal pengawal kaisar mengharuskannya tinggal di ibu kota Kyoto.
Jabatan ini tidak sesuai bagi Yoritomo yang berambisi menguasai secara total
wilayah Kanto. Yoritomo mengundurkan diri dari jabatan jenderal pengawal
kaisar, namun tetap mempertahankan hak istimewa sebagai mantan jenderal
tertinggi (Sakino-u Taishō).Setelah mantan Kaisar Go-Shirakawa mangkat,
Minamoto Yoritomo diangkat sebagai Sei-i Taishōgun pada tanggal 21 Agustus
1192. Pemerintahan militer yang didirikan Yoritomo di Kamakura dikenal sebagai
Keshogunan Kamakura.
3.
BAJU TRADISIONAL
JEPANG
Baju
tradisional jepang adalah kimono, kimono di bagi menjadi 2 macam yaitu
kimonowanita dan kimono pria. Kimono wanita ini masih di bagi menjadi beberapa
macam diantaranya adalah:
1. Tomesode
Menurut
urutan tingkat formalitas, tomesode adalah pakaian paling formal setara dengan
baju malam. Istilah tomesode berasal tradisi wanita yang sudah menikah atau
sudah menjalani genbuku untuk memperpendek lenganfurisode yang dikenakannya
semasa gadis. Kimono jenis ini merupakan pakaian yang dikenakan istri nakōdo
sewaktu hadir di pesta pernikahan.. Corak pertanda keberuntungan seperti burung
jenjang atau seruniberada pada bagian bawah kimono. Posisi corak kain
disesuaikan dengan usia pemakai, semakin berumur pemakainya, corak kain makin
diletakkan di bawah.
·
Kurotomesode
Kimono paling formal dan biasanya di pakai wanita yang sudah menikah.
Kurotomesode adalah Kimono yang terbuat
dari kain krep berwarna hitam tanpa motif tenun. Kurotomesode hanya dikenakan
sebagai pakaian formal ke pesta pernikahan sanak keluarga, pesta-pesta, serta
upacara yang sangat resmi.
·
Irotomesode
Kimono yang di pakai oleh wanita dewasa yang sudah menikah/belum menikah
untuk menghadiri acara formal. Terbuat dari kain krep berwarna.
2. Furisode
Adalah
kimono berlengan lebar yang dikenakan wanita muda yang belum menikah. Dibuat
dari bahan berwarna cerah, motif kain berupa bunga dan tanaman, keindahanmusim,
binatang, atau burung yang digambar dengan tangan memakai teknik yuzen. Kain
bisa bertambah mewah dengan tambahan bordiran benang emas. Menurut urutan
tingkat formalitas, furisode adalah kimono paling formal setara
dengankurotomesode, irotomesode, dan homongi. Furisode dikenakan sebagai
pakaian terbaik untukpesta perkawinan (ketika hadir sebagai tamu atau sebagai
baju pengantin wanita), miai, dan upacara resmi, seperti seijin shiki, wisuda,
atau resepsi sesudah wisuda (shaonkai). Alas kaki untuk furisode adalah zōri
berhak tinggi.
4. Homongi
Adalah
salah satu jenis kimono formal untuk wanita yang menikah atau belum
menikah.Menurut urutan tingkat formalitas, homongi berada setingkat di bawah
irotomesode.Dikenakan bersama fukuro obi, homongi dipakai sewaktu diundang ke
pesta pernikahan yang bukan diadakan sanak keluarga, upacara minum teh,
merayakan tahun baru, dan pesta-pesta. Sewaktu membeli kimono, pemakai bisa
memesan lebar lengan kimono sesuai keinginan. Wanita yang belum menikah memakai
homongi dengan bagian lengan yang lebih lebar.
Ciri
khas homongi disebut eba yakni corak kain yang saling tepat bertemu di
perpotongan kain (bagian jahitan kimono)
5. Iromuji
Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa
dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga
(kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa
terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada).
Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji
dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta
pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan
satu lambang keluarga.
6. Tsukesage
Tsukesage
adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut
tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi.
Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk
menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta
resmi, atau merayakan tahun baru..
7. Komon
Komon
adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas
kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang
berulang.Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam,
bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.
8. Tsumugi
Tsumugi
adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang
sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan
untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang
dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang
tebal dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk
bekerja di ladang.
9. Yukata
Adalah
baju sesudah mandi adalah jenis kimono yang dibuat dari bahan kain katun tipis
tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar
badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air
panas.
Sedangkan
kimono pria di bagi menjadi 2 yaitu: kimono formal dan kimono santai
1. Kimono formal
Yaitu berupa setelan montsuki hitan dengan
hakama dan haori berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori
Bagian punggung montsuki dihiasi lambang
keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama
hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya
dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian
penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.
2. Kimono santai atau kinagashi:
Pria
mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau
ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor kabuki mengenakannya ketika berlatih. Kimono
jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.
4.
ORIGAMI
Origami adalah
sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertasatau kain
yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil
kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan. Origami merupakan
satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula sejak kertas diperkenalkan
pada abad pertama di zaman Tiongkok kuno pada tahun 105 Masehi oleh Ts'ai Lun.
Pembuatan
kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan
produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal dari Tiongkok adalah
tongkang (jung) dan kotak. Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian
dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan
kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddhabernama Donchō (Dokyo)
yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan
cara pembuatan kertas dantinta. Origami pun menjadi populer di kalangan orang
Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.
5.
EKSKUL OLAHRAGA
JEPANG
·
Karate
Karate adalah seni bela diri yang
berasal dari Jepang.
Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa.
Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti
“Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu
sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji
Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan
Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari
atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ dan berarti
‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama
artinya “tangan kosong”.
·
Jujutsu
Jujutsu adalah nama dari beberapa macam
aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu
mengacu pada satu macam beladiri saja. Jujutsu pada dasarnya adalah
bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan
"Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana
serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara
"menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan
dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni
beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo,
keduanya juga berasal dari Jepang.
·
Kendo
adalah seni bela diri modern dari Jepang yang menggunakan pedang. Kendo berasal
dari kata "ken" yang artinya "pedang", dan "dō “yang
artinya "jalan". Jadi arti kendo secara keseluruhan adalah suatu
jalan/ proses disiplin diri yang membentuk suatu pribadi samurai yang pemberani
dan loyal. Kendo menggabungkan unsur-unsur bela diri, seni dan olahraga.
6.
SHODO
Shodo
dalam bahasa jepang yang artinya Kaligrafi (the Way of Brush) adalah salah satu
bentuk seni yang telah di pelajari selama lebih dari 3000 tahun yang lalu.
Pengetahuan akan seni kaligrafi adalah salah satu langkah yang penting di dalam
memahami budaya Jepang. Kaligrafi bukan hanya sebuah latihan menulis yang baik,
tetapi lebih merupakan awal mula nya bentuk seni dari oriental. Kaligrafi
adalah sebuah kombinasi antara skill dan imajinasi seseorang yang telah belajar
secara intensive penggunaan kombinasi-kombinasi garis-garis.
7.
SUMO
Sumo adalah olahraga saling dorong antara dua orang pesumo
yang berbadan gemuk sampai salah seorang didorong keluar dari lingkaran atau
terjatuh dengan bagian badan selain telapak kaki menyentuh tanah di bagian dalam
lingkaran. Pesumo (rikishi) perlu berbadan besar dan gemuk karena
semakin tambun seorang pegulat sumo semakin besar pula kemungkinannya untuk
menang.Sumo adalah olahraga asli Jepang dan sudah dipertandingkan sejak
berabad-abad yang lalu. Di beberapa negara tetangga Jepang seperti Mongolia dan Korea juga terdapat olahraga gulat tradisional yang mirip-mirip dengan
sumo.Sumo memiliki berbagai upacara dan tradisi unik seperti menyebarkan garam sepanjang pertandingan untuk mengusir
bala.
8.
SAMURAI
Samurai
(侍), atau dalam bahasa
Jepang disebut bushi (武士)
atau buke (武家), adalah
bangsawan militer abad pertengahan dan awal-modern Jepang. Menurut penerjemah
William Scott Wilson: "Di Cina, karakter 侍 adalah kata yang berarti menunggu atau
menemani seseorang di jajaran masyarakat, dan ini juga sebenarnya dari istilah
aslinya dalam bahasa Jepang, saburau.
Di kedua negara tersebut istilah tersebut biasanya berarti "mereka yang
melayani hadir dekat dengan kaum bangsawan," kemudian lafal tersebut
berganti menjadi saburai. menurut
Wilson, referensi awal untuk kata "samurai" muncul di Kokin Wakashū
(905-914), kekaisaran pertama antologi puisi, selesai pada bagian pertama abad
ke-10. Pada akhir abad ke-12, samurai menjadi hampir seluruhnya identik dengan
Bushi, dan kata itu terkait erat dengan ksatria kelas menengah dan atas.
Samurai mengikuti seperangkat aturan yang kemudian dikenal sebagai Bushido.
walaupun samaurai masih kurang dari 10% dari populasi Jepang, ajaran mereka
masih dapat ditemukan hingga hari ini baik dalam kehidupan sehari - hari maupun
dalam seni bela diri modern Jepang.
9.
SHOGUN
Shogun (将軍 ) adalah istilah bahasa Jepang yang berarti jenderal.
Dalam konteks sejarah Jepang, bila disebut pejabat shogun maka yang dimaksudkan
adalah Sei-i Taishōgun (征夷大将軍) yang berarti Panglima Tertinggi
Pasukan Ekspedisi melawan Orang Biadab (istilah "Taishōgun" berarti
panglima angkatan bersenjata). Sei-i Taishōgun merupakan salah satu jabatan
jenderal yang dibuat di luar sistem Taihō Ritsuryō. Jabatan
Sei-i Taishōgun dihapus sejak Restorasi
Meiji. Walaupun demikian, dalam bahasa Jepang, istilah shōgun yang
berarti jenderal dalam kemiliteran tetap digunakan hingga sekarang.
10.
ALAT
MUSIK JEPANG
·
Gagaku
Gagaku
(雅楽) adalah musik
dan tari asal daratan Cina yang pertama kali dibawakan oleh kantor musik istana
kaisar di Jepang pada akhir zaman Asuka. Kantor musik istana kaisar (utamai no
tsukasa) didirikan berdasarkan Kitab Undang-Undang Taihō tahun 701. Istilah
gagaku juga dipakai untuk membedakan musik ini dari "musik duniawi".
Dalam arti luas, gagaku berarti kuniburi no utamai (musik dan tari tradisional
Jepang) atau nyanyian berikut musik pengiring yang ditulis pada zaman Heian,
seperti saibara dan rōei. Hingga kini, gagaku terus bertahan dalam bentuk
aslinya walaupun kesenian ini telah berusia lebih dari 1.300 tahun. Gagaku
merupakan bentuk musik orkestra tertua di dunia.
·
Shamisen
Shamisen
atau samisen (三味線) adalah alat
musik dawai asal Jepang yang memiliki tiga senar, dan dipetik menggunakan sejenis
pick yang disebut bachi. Di dunia musik Jepang abad modern (kinsei hōgaku)
seperti genre jiuta dan sōkyoku (sankyoku), shamisen dikenal sebagai san-gen (三弦, 三絃 tiga senar),
sedangkan di daerah Okinawa dikenal dengan sebutan sanshin (三線).
PENUTUP
Demikian
makalah ini kami sususun, mohon maaf bila banyak kekurangan. Namun ada beberapa
point yang dapat kami simpulkan yang berupa penilaian atau argumentasi terhadap
budaya jepang.
1. Keanekaragaman budaya jepang memiliki
nilai esensi yang tinggi dengan karakteristik yang berbeda-beda.
2. Indonesia perlu memaplikasikan
program-program masyarakat jepang dalam mempertahankan budyanya.
3. Kebudayaan jepang memiliki nilai budaya
yang tinggi, yang sampai sekarang masih mengkombinasikan budaya tradisionalnya
ditengah zaman modern saat ini.
4. Kebudayaan Jepang sangat tertata, rapih
dan lebih tradisionalis
Semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi
bagi kita semua untuk selalau menjaga dan melestarikan budaya agar dapat
menjadi buah tangan bagi cucu kita nanti. Terimakasih atas semua pihak yang
telah mendukung tersusunya makalah ini.